lama tidak menulis artikel jadi kangen juga nih,, hmmm
Kali ini saya akan
menulis tentang makna-makna dari GARIS, HENING, TANAH, AIR..
Hmm… referensi artikel
ini dari sebuah Koran yang sedikit agak jadul nih.. trus ane buat cerita deh
biar aga seru… hahaha lebaayyy..
Ok lets to the story!!!!
Garis
Dahulu
ada seorang ahli pedang yang sangat kuat, didukung oleh postur tubuh yang ideal
ditambah memiliki ilmu berpedang yang sangat tinggi, tak satupun di kota tempat
ia tinggal yang berani melawan dia, karena mereka tahu dan yakin akhir dari
pertarungan itu adalah kekalahan.. ya namanya adalah Himaru
Yang menyakitkan
bagi semua orang bukanlah karena kekalahan mereka atau apapun, melainkan dari
kesombongan Himaru itu sendiri. “ main pedang atau main petak umpet sih kalian
ataukah kalian masih bocah”, ucap himaru kepada mereka ,… hahaha..
Hingga
tibalah akhirnya, Himaru berpapasan dengan seorang pendekar pedang yang sudah
tua dan renta, Himaru menghentikan langkahnya dan menghalangi orang tua itu,
dengan nada kesombongan Himaru berkata “ hei kakek tua apakah kau mau bertarung
dengan ku, aku akan mengalah kepadamu dan hanya akan mengeluarkan separuh
kekuatan ku”, hardik Himaru,.
Hahaha…
kakek tua itu menjawab dengan tenang “ aku tidak mungkin mengalahkan mu Himaru,
karena bukankah kau pendekar pedang yang terkenal itu???”, Himaru menjawab “
baguslah kalau kau tahu siapa aku yang sebenarnya, di dunia ini tidak ada yang
dapat mengalahkan diriku” hahahahhaha!!
Spontan
saat melihat kesombongan Himaru, kakek tua itu berkata “ hei anak muda di atas
langit masih ada langit, “, mendengar ucapan seperti itu Himura naik pitam “
Apa kau bilang?? Siapakah dan adakah orang yang jauh lebih kuat dariku, aku
akan mencoba melawannya, dan aku tidak akan berhenti sebelum aku bisa menjadi
nomor 1”, mendengar ucapan Himura kakek tua itu berkata “ pergilah ke Utara di
sana kau akan menemukan lawan-lawan yang sepadan dengan mu”!
Kakek itu
berlalu dia berkata untuk terakhir kalinya. “ pergilah ke Utara temukan apa
yang kau cari di sana”. Sembari meninggalkan Himaru yang masih dalam keadaan
kebingungan .
Himaru
pun menuruti apa perintah kakek itu ia pergi berjalan ke utara untuk dapat
menemukan lawan yang sepadan dengan dirinya dalam hatinya berguman “ jika aku
menemukannya akan kukalahkan dia dengan sekali tebas… hahahahhahha” hingga
akhirnya sampailah ia berada di sebuah tempat yang ia baru pertama kali jumpai.
Sebuah tepian pantai yang begitu landai. Sepanjang mata memandang, hanya ada
sebuah garis lurus yang memisahkan bumi dan langit.
Himaru
pun tampak bingung dengan tempat itu. Tak satupun orang yang ia harapkan muncul
di tempat itu. Dan pandangannya pun hanyut dalam garis lurus yang tak bertepi
itu.
“ Ah,
betapa kecilnya aku. Ternyata, tak ada yang tinggi di bumi ini, kecuali langit
di atas sana,” gumam Himaru sambil terus menatap garis lurus itu.
Akhirnya
ia tersadar seberapa sombongnya dia seberapa tinggi ilmunya tetaplah dia bukan
apa-apa jika harus diukur dari tingginya langit di sana, Himaru hanya bisa
duduk termenung entah apa yang dipikirkannya… hingga ia mendengar ada suara
yang memanggilnya “ hei anak muda”. Ia merasa sepertinya suara itu taka asing baginya,
ia pun menoleh ke sumber suara itu dan ia terkejut karena kakek tua yang
bertemu dengannya berada di sini.
Kakek tua
berjalan mendekati Himaru, dan duduk di sampingnya, ia berkata “ melihat mu
mengingatkan ku akan sosok diriku yang dulu, hahahhaha”, “ mengapa kau berbicara
seperti itu dan mengapa kau mengirim ku kemari jika kau sudah tahu tempat
ini???” Tanya Himaru.
“dengarkan
baik-baik, Ketika seseorang memandang suatu yang sangat tinggi dalam dirinya,
bahkan melampaui orang-orang di sekitarnya; sebenarnya ia sedang memandang
dunia dari sisi yang teramat sempit. Betapa kecilnya bumi dan dunia ini jika
khazanah alam raya menjadi pembandingnya. Saat itu, siapapun dan
bagaimanapunkelebihan dan keunggulannya, akan menemukan bahwa dirinya tak lebih
dari sebuah titik yang terlihat samar”. Kakek tua itu berkata.
Mendengar
penjelasan dari kakek itu akhirnya Himaru pun tersadar bahwa ia bukan lah
apa-apa dan tidak bisa di bandingkan dengan apa yang ada di khazanah alam raya
ini akhirnya ia tersadar akan semua yang telalh dilakukannya…..
Nah dari
sini penulis yakin kok kalian bisa memahami maksud dari kisah ini itulah akhir
dari sebuah sifat sombong , dan penulis berharap mudah-mudahan kalian semua
bisa mawas diri dan menjaga diri sendiri dari tu sifatt.. oh iya sekian dulu
aja lagi buzzy, hahahii untuk cerita selanjutnya tunggu aja ok..
untuk gambar ane ngambil dari internet..